Saat ini Tambang Emas Gosowong giat melakukan kegiatan penambangan bawah tanah pada dua area produksi, yaitu Kencana dan Toguraci, dengan memadukan metoda penambangan bawah tanah Cut & Fill dan Stoping.
Tambang Bawah Tanah Kencana
Tambang bawah tanah Kencana beroperasi mulai bulan Juni 2005. Tambang ini menggunakan kombinasi metode penambangan bawah tanah Overhand dan Underhand Cut & Fill. Rata-rata tonase material movement yang dicapai di Tambang Kencana saat ini, adalah sekitar 1.600 ton per hari.
Walaupun telah beroperasi lebih dari 15 tahun, tambang Kencana masih terus aktif berproduksi dan menjadi salah satu tulang punggung kinerja Tambang Emas Gosowong. Lebih dari 260 orang kru yang terdiri dari tim UG Operation, Engineering, Plant dan Crusher bekerjasama mengolah produksi di tambang ini. Saat ini, lebih 90% personel manajemen dan supervisor yang mengelola tambang bawah tanah Kencana, merupakan putra-putri daerah yang berasal dari wilayah Maluku Utara.
Tambang Bawah Tanah Toguraci
Tambang bawah tanah Toguraci mulai beroperasi sejak bulan Mei 2011, dengan menggunakan metode penambangan Underhand Cut & Fill, dan Long-hole Stoping. Saat ini jumlah rata-rata total material movement yang dicapai di tambang bawah tanah Toguraci adalah sekitar 1.500 ton per hari.
Toguraci memiliki karakteristik unik yang tidak ditemui pada tambang-tambang bawah tanah di lokasi lain. Yaitu adanya sumber air panas geothermal di dalam tambang yang dapat mencapai suhu hingga 80 derajat Celsius. Hal ini tentunya memberikan tantangan tersendiri bagi kegiatan produksi, yang dilaksanakan oleh para kru tambang bawah tanah Toguraci yang saat ini berjumlah lebih dari 290 orang.
Strategi yang dilakukan untuk mengeliminasi dampak kehadiran air panas ini agar kegiatan penambangan bisa berlangsung lancar dan selamat, adalah dengan menggunakan active dewatering system, yang dilengkapi 20 unit bore hole. Selain itu, Toguraci telah dilengkapi dengan fasilitas chiller yang berfungsi mengalirkan udara dingin untuk menurunkan temperatur tinggi di area produksi yang diakibatkan adanya aliran air panas tersebut.
Bijih dari Tambang-tambang Bawah Tanah
Bijih mineral yang dihasilkan dari kedua tambang bawah tanah tersebut dikirim ke fasilitas pabrik pengolahan yang memiliki kapasitas pengolahan hingga 800 ribu dry metric ton pertahun. Melalui proses di fasilitas ini, produk akhir berbentuk lantakan yang disebut Dore Bullion dihasilkan dan kemudian dikapalkan ke fasilitas pemurnian di luar site untuk diolah menjadi produk-produk emas berkadar murni, sebelum dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan emas dunia.
Saat mengambil alih PT Nusa Halmahera Minerals (NHM), Indotan berkomitmen untuk menambah usia produktif Tambang Emas Gosowong menjadi jauh lebih panjang. Investasi dengan jumlah besar telah dialokasikan untuk membiayai program eksplorasi yang agresif, serta program revitalisasi alat-alat baru agar produktivitas penambangan menjadi semakin efektif dan efisien. Pengembangan strategi-strategi jangka pendek, menengah dan panjang, juga telah disusun untuk mengelola cadangan-cadangan baru yang berhasil ditemukan.